27 Oktober 2010

Serba-serbi Safari Jurnalistik PWI-Pemprov Sulsel



SAFARI JURNALISTIK. Ketua PWI Sulsel Zulkifli Gani Ottoh (kedua dari kiri) foto bersama beberapa wartawan dalam rangkaian kunjungan Safari Jurnalistik PWI Sulsel-Pemprov Sulsel, pada beberapa kabupaten dan kota se-Sulawesi Selatan, 6-10 Oktober 2010. (ist)






-------

Serba-serbi Safari Jurnalistik PWI-Pemprov Sulsel:

Tidur di Losmen Tua sampai Mendorong Mobil di Siang Bolong


Pengantar:
Banyak pengalaman menarik selama perjalanan lima hari, 6-10 Oktober 2010, dalam Safari Jurnalistik PWI Sulsel – Pemprov Sulsel, ke sejumlah kabupaten dan kota se-Sulsel. Ada yang merasa ngeri tidur di losmen tua, ada yang berulang tahun, ada yang sakit, ada yang berduka, dan ada pula beberapa wartawan yang terpaksa mendorong mobil di siang bolong karena bus yang mereka tumpangi macet. Berikut serba-serbi perjalanan yang ditulis Ketua Seksi Pendidikan PWI Sulsel, Asnawin.
---------------------

Tidur di Losmen Tua

Setelah mengunjungi dan berdialog dengan Pemkab Gowa, Pemkab Bantaeng, dan Pemkab Sinjai, Rabu, 4 Oktober 2010, rombongan tim Safari Jurnalistik PWI Sulsel-Pemprov Sulsel, akhirnya tiba di Bone, Kamis dini hari, 5 Oktober 2010, sekitar pukul 00.30 Wita.
Setiba di Bone, ternyata tuan rumah Pemkab Bone hanya menyiapkan dua penginapan yang berdekatan di Jalan Mesjid, karena mereka mengira jumlah anggota rombongan hanya berkisar 20 orang.
Malam itu, pengurus PWI Perwakilan Bone bersama staf Pemkab Bone terpaksa mencari penginapan tambahan. Alhasil, seluruh anggota rombongan baru mendapatkan penginapan pada sekitar pukul 02.30 Wita.
Sekitar 20 anggota rombongan menginap di losmen tua yakni Losmen Nasional. Dari arsitektur bangunannya saja sudah terlihat dengan jelas bahwa gedung losmen tersebut merupakan gedung tua, apalagi pencahayaan di bagian luar juga kurang terang, sehingga kesan seram cukup terasa.
Beberapa anggota rombongan baru bisa tidur sekitar pukul 03.00 Wita, tetapi sebagian lainnya sudah langsung tidur sesaat setelah masuk ke losmen tersebut. Beberapa anggota rombongan mengatakan, kalau memang sudah ngantuk, tidur saja, tidak usah berpikir macam-macam.

Penumpang Kloter 3 ''Teler''

Nasib sial menimpa beberapa penumpang ''kloter 3'' rombongan Safari Jurnalistik PWI Sulsel-Pemprov Sulsel dalam perjalanan dari Kabupaten Wajo ke Kabupaten Luwu, Kamis, 7 Oktober 2010.
Para penumpang di kloter 3-istilah yang digunakan untuk mengganti kata bus ke-3 dari tiga bus yang membawa rombongan Safari Jurnalistik PWI Sulsel-Pemprov Sulsel-sempat berguncang setelah menabrak sebuah gundukan di tengah jalan. Akibatnya, beberapa wartawan yang duduk di bagian belakang terlempar dan jatuh dari kursinya. Mereka sempat ''teler'' selama beberapa menit sebelum mampu menguasai dirinya.
Sopir kemudian menghentikan busnya di tepi jalan. Salah seorang wartawan sempat pingsan saat turun dari mobil. Wartawan senior Benyamin Riny, juga sempat oleng alias ''teler'' setelah kepalanya terantuk dan kemudian terlempar dari kursinya.
''Ini pengalaman yang cukup berkesan,'' kata Benyamin yang memang suka berkelakar.

Terjebak Tanah Longsor

Tiga bus dan sebuah mobil kijang yang ditumpangi rombongan Safari Jurnalistik PWI-Pemprov Sulsel terjebak tanah longsor dalam perjalanan dari Kota Palopo ke Kabupaten Toraja Utara, Jumat siang, 8 Oktober 2010.
Sebelum terjebak tanah longsor, anggota rombongan sempat singgah di sebuah tempat di tepi jalan raya yang cukup indah. Kampung yang berada di daerah pegunungan itu bernama Bambalu. Para wartawan foto bersama dan bercengkrama dengan beberapa warga setempat, sebelum melanjutkan perjalanan.
Ketika melanjutkan perjalanan itulah, rombongan terjebak tanah longsor dalam cuaca yang kurang bersahabat, yakni terjadi gerimis yang perlahan berubah menjadi hujan yang cukup deras.
Bus rombongan dan kendaraan lain terpaksa berbelok ke jalan alternatif yang rusak. Mesin bus rombongan yang terdepan (dari tiga bus yang membawa sekitar 60 wartawan, pengurus PWI Sulsel, dan staf Humas Pemprov Sulsel) bahkan sempat mati saat sedang mendaki di jalan menanjak yang berliku dan licin.
Cukup lama dicarikan solusinya sehingga terjadi kemacetan panjang. Bus tersebut terpaksa didorong beramai-ramai sebelum akhirnya bisa berjalan normal di jalanan yang tidak lagi terlalu menanjak.

Sekda adalah ''Penguasa Tinggal''

Penampilannya sederhana dan terkesan biasa-biasa saja. Suaranya pun tergolong pelan untuk ukuran pejabat, tetapi Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Palopo, HM Jaya, ternyata senang juga dengan humor.
Ketika menerima rombongan Safari Jurnalistik PWI-Pemprov Sulsel yang dipimpin langsung Ketua PWI Sulsel Zulkifli Gani Ottoh, Jumat, 8 Oktober 2010, Sekda Palopo meminta maaf atas ketidakhadiran Walikota Palopo HPA Tenriadjeng yang sedang berada di luar kota.
''Konon di era otonomi daerah ini, walikota dan bupati adalah penguasa tunggal di daerahnya masing-masing, sehingga mereka sering pergi-pergi, sedangkan Sekda adalah penguasa tinggal, sehingga dialah yang banyak tinggal jaga kantor,'' kata HM Jaya lalu tertawa.
Mendengar humor tersebut, para wartawan dan pejabat SKPD Palopo yang hadir pun langsung tertawa.

Ketua PWI Pusat Kirim Salam

Sebelum pertemuan antara rombongan Safari Jurnalistik PWI-Pemprov Sulsel, di ruang pola Kantor Bupati Enrekang, Sabtu, 9 Oktober 2010, Ketua PWI Sulsel, Zulkifli Gani Ottoh menerima telepon dari Ketua PWI Pusat Margiono.
''Saya baru saja menerima telepon dari Ketua PWI Pusat, Bapak Margiono. Beliau mengirim salam kepada kita semua dan mengucapkan selamat bekerja,'' ungkap Zulkifli saat berlangsungnya pertemuan.

Zulkifli Gani Ottoh Berduka

Ketua PWI Sulsel, Zulkifli Gani Ottoh, berduka saat memimpin 50 wartawan dalam Safari Jurnalistik PWI-Pemprov Sulsel ke 16 kabupaten dan kota se-Sulsel, 6-10 Oktober 2010.
Saat berada di Kabupaten Bone (setelah berkunjung ke Kabupaten Gowa, Bantaeng, dan Sinjai), Kamis, 7 Oktober 2010, Zulkifli menerima telepon dari keluarganya di Makassar yang mengabarkan bahwa tantenya (saudara dari ibu kandung Zulkifli) meninggal dunia di Makassar.
Berita duka kembali ia terima saat berada di Enrekang, Sabtu, 9 Oktober 2010. ''Saudara sepupu saya meninggal dunia di Makassar,'' katanya kepada beberapa pengurus PWI Sulsel.
Dua berita duka tersebut tidak disampaikan kepada semua anggota rombongan, sehingga hanya segelintir orang yang mengetahuinya.
Ketika pengurus memintanya kembali ke Makassar, Zulkifli mengatakan sudah meminta maaf kepada keluarganya tidak bisa kembali ke Makassar karena sedang memimpin rombongan Safari Jurnalistik.
''Sebagai Ketua PWI Sulsel dan ketua rombongan, saya harus punya tanggungjawab moral. Saya harus menuntaskan memimpin Safari Jurnalistik ini,'' katanya.

Berkat Campur Tangan Wartawan

Sekretaris Kabupaten Pinrang Drs H Syarifuddin Side SH MH MSi dan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Pinrang Drs H A Mappanyukki MSi, sama-sama berterima-kasih kepada wartawan pada acara dialog antara Pemkab Pinrang dengan rombongan Safari Jurnalistik PWI Sulsel - Pemprov Sulsel, di Ruang Pola Kantor Bupati Pinrang, Sabtu malam, 9 Oktober 2010.
''Ketika terangkat menjadi pegawai, saya langsung ditempatkan di bagian humas. Saya jadi begini berkat bantuan teman-teman wartawan,'' ungkap Syarifuddin sambil tersenyum.
Kadisdikpora Pinrang Andi Mappanyukki juga berterimasih kepada wartawan karena dirinya merasa banyak dibantu oleh wartawan.
''Saya tidak bisa munafik. Saya dilantik (sebagai kepala dinas) karena ada campur tangan wartawan,'' paparnya juga sambil tersenyum.
Puluhan wartawan yang hadir pada acara tersebut juga tersenyum, bahkan tidak sedikit yang tertawa lalu bertepuk-tangan beramai-ramai.

Pernah Jadi Wartawan

Kalau Sekkab Pinrang Syarifuddin Side dan Kadisdikpora Andi Mappanyukki ''hanya'' berterima-kasih kepada wartawan, Kadis Kesehatan Pinrang dr H Rusman Achmad MKes malah mengaku pernah menjadi wartawan.
''Saya pernah menggeluti profesi ini. Saya dulu sama-sama dengan Anwar Arifin (maksudnya Prof Dr Anwar Arifin, mantan anggota DPR RI), Zohrah Andi Baso (dosen Unhas Makassar, aktivis perempuan), dan Hamid Awaluddin (kini Dubes RI di Rusia). Saya pernah menjadi staf redaktur Identitas Unhas. Kami pernah ikut Diklat Jurnalistik di Bantimurung (objek wisata di Kabupaten Maros) dan Diklat Jurnalistik lanjutan di Malino (objek wisata di Kabupaten Gowa),'' ungkap Rusman.
Pengakuan itu disambut senyum dan tepuk-tangan puluhan wartawan dan para pejabat yang hadir dalam acara dialog antara rombongan Safari Jurnalistik PWI Sulsel - Pemprov Sulsel, di ruang pola Kantor Bupati Pinrang, Sabtu malam, 9 Oktober 2010.

Sambutan Pemkab Pinrang Paling Hebat

Daerah ke-11 yang dikunjungi rombongan Safari Jurnalistik PWI Sulsel - Pemprov Sulsel pada Sabtu, 9 Oktober 2010, adalah Kabupaten Pinrang. Rombongan diterima oleh Sekkab Pinrang Syarifuddin Side beserta beberapa pejabat terkait di ruang pola Kantor Bupati Pinrang.
Ketua PWI Sulsel Zulkifli Gani Ottoh yang memimpin rombongan Safari Jurnalistik mengaku sangat terkesan dengan sambutan dari Pemkab Pinrang.
''Pinrang adalah daerah ke-11 yang kami kunjungi dan paling hebat sambutannya. Pertama karena kita langsung makan malam. Kedua, pejabat (terkait) yang hadir lengkap. Ketiga, ada spanduk selamat datang,'' kata Zulkifli sambil tersenyum yang langsung mendapat tepuk tangan meriah dari para hadirin.

Asnawin Jadi Asrul

Saat berdialog dengan Pemkot Parepare di rumah jabatan Walikota Parepare, Ahad, 10 Oktober 2010, tentang pendidikan dan kesehatan gratis, Ketua Seksi Pendidikan PWI Sulsel, Asnawin, sempat mengajukan pertanyaan.
Seperti biasa, Asnawin terlebih dahulu memperkenalkan diri sebelum bertanya, tetapi ketika Kadis Pendidikan Parepare, Mustafa Mappangara, menanggapi pertanyaan tersebut, ia menyebut nama Asrul. Kadis Pendidikan bahkan tiga kali menyebut nama Asrul.
Mendengar sebutan tersebut, Ketua PWI Sulsel Zulkifli Gani Ottoh langsung tersenyum sambil memandang ke arah Asnawin. Beberapa wartawan pun mengulang menyebut nama Asrul sambil tersenyum.
Seusai acara dialog, beberapa wartawan kemudian mendatangi dan menyalami Asnawin atas nama barunya. ''Tapi Bapak harus potong kambing lagi dua ekor untuk ganti nama,'' kata Azis (RRI Makassar) sambil tertawa.
Adapun Kadis Pendidikan Parepare, Mustafa Mappangara, sampai rombongan Safari Jurnalistik meninggalkan Kota Parepare, tidak tahu menahu mengenai kesalahannya ''mengganti'' nama Asnawin menjadi Asrul.

Dua Wartawan Berulang Tahun

Dua wartawan dari puluhan anggota rombongan Safari Jurnalistik PWI Sulsel-Pemprov Sulsel berulang-tahun pada hari Minggu, 10-10-2010, saat berada di Kota Parepare. Kedua wartawan itu ialah Imran (TVRI Sulsel) dan Malik Ismail (Pemimpin Redaksi Majalah Bias).
Beberapa wartawan kemudian memberinya ucapan selamat ulang tahun, termasuk dari Sekretaris Kota Parepare Hatta Buroncong, dan Ketua PWI Sulsel Zulkifli Gani Ottoh.
Ketika ditanya ulang tahun ke berapa, Imran dan Malik Ismail, hanya tersenyum. Wah, rahasia nih.

Mendorong Mobil di Siang Bolong

Dalam perjalanan dari Kota Parepare menuju Kabupaten Maros, pada hari kelima Safari Jurnalistik PWI-Pemprov Sulsel, Ahad, 10 Oktober 2010, bus ''kloter dua'' sempat mengalami gangguan dan mogok di daerah Kabupaten Pangkep.
Terpaksalah beberapa wartawan turun mendorong mobil di siang bolong. Bisa dipastikan mereka pasti berkeringat saat naik kembali ke dalam bus. Kejadian itu bahkan berulang sekali lagi beberapa kilometer kemudian dan terpaksa teman-teman wartawan kembali mendorong mobil.
''Yah, apa boleh buat. Memang begitulah suka-dukanya perjalanan jauh, yang penting kita tetap gembira dan menikmati perjalanan ini,'' kata Rifai Manangkasi, salah seorang panitia yang secara tidak langsung menjadi ketua rombongan bus ''kloter dua.''

Satu-satunya Bupati

Dari 14 kabupaten dan kota se-Sulsel yang dikunjungi, satu-satunya bupati yang menerima rombongan Safari Jurnalistik PWI Sulsel - Pemprov Sulsel adalah Bupati Luwu Andi Mudzakkar. Daerah lain semuanya diwakili Wakil Bupati, Sekretaris Daerah, bahkan daerah yang bupatinya hanya diwakili oleh asisten Sekda.
Bupati Luwu Andi Mudzakkar bahkan makan malam bersama dengan rombongan di rumah jabatan sebelum berdialog di baruga rumah jabatan.
''Bupati dan Walikota daerah lain semuanya berhalangan, tapi tidak ada masalah, yang penting ada pejabat yang menerima untuk berdialog mengenai program pendidikan dan kesehatan gratis,'' kata Ketua Panitia Hasan Kuba, kepada beberapa wartawan.

Ternyata Seorang Fotografer

Tidak banyak yang tahu bahwa Ketua PWI Sulsel Zulkifli Gani Ottoh ternyata seorang fotografer. Sebagian pengurus dan anggota PWI Sulsel baru mengetahuinya saat melakukan Safari Jurnalistik dengan mengunjungi 14 kabupaten dan kota se-Sulsel, 6-10 Oktober 2010.
Bukti bahwa Zugito-sapaan akrab Zulkifli Gani Ottoh-seorang fotografer terlihat dengan kebiasaannya membawa kamera yang cukup besar (dan tentu saja tidak murah) dan memotret momen-momen menarik pada berbagai kesempatan. Bahkan Zugito tak canggung memotret saat menjadi moderator atau saat memimpin pertemuan bersama pejabat di daerah dalam Safari Jurnalistik ini.
''Saya baru tahu, ternyata Pak Ketua (maksudnya Ketua PWI Sulsel) seorang fotografer,'' kata Supriadi, Pemimpin Redaksi Tabloid Solusi, kepada beberapa wartawan.

- Keterangan: Feature ini dimuat di halaman 12-13 tabloid ''Koran PWI'' edisi 15-30 Oktober 2010, yang diterbitkan oleh PWI Cabang Sulawesi Selatan.

Tidak ada komentar: